Minggu, 06 November 2011

Bab 5 " Kesimpulan "

Nama    : Ani Purwaningsih
Kelas    :  3ea11
Npm     :  10209853



BAB 5
KESIMPULAN






1)      Kesimpulan
Dapat di ketahui bahwa faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan dan seberapa besar ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia adalah di pengaruhi oleh tingkat pendapatan yang tinggi  distribusi penguasaan lahan pertanian, distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga dan distribusi pendapatan yang berasal dari kegiatan dan usaha di sektor pertanian.
Hubungan yang negative antara tingkat pendapatan yang diproksikan sebagai pendapatan per kapita dengan ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga memiliki bentuk yang bervariasi sesuai dengan tahapan pembangunan yang dilaksanakan. Pada tahap awal pembangunan terjadi pertumbuhan yang signifikan di sektor modern dan didominasi oleh sektor pertanian yang lebih mengandalkan peranan modal dan asset produktif. Rumah tangga-rumah yang memiliki aksesibilitas terhadap permodalan dan menguasai aset produktif antara lain lahan pertanian dengan skala usaha yang luas, walaupun terdapat dalam jumlah unit yang lebih sedikit, mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perdapatan masyarakat (modern sector enrichment growth). Sementara sektor tradisional, walaupun terdapat pertumbuhan dalam jumlah unit yang jauh lebih banyak, (seperti buruh tani, mencari barang di alam bebas, industry rumah tangga) dengan peningkatan dan pertumbuhan yang sangat kecil tidak mampu memberikan kontribusi yang berarti terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan demikian, secara keseluruhan menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan masyarakat tidak diikuti oleh perbaikan distribusinya. Artinya peningkatan pendapatan justru meningkatkan derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga.

2)   Saran dan Rekomendasi
Pemerintah sebagai motor penggerak pembangunan perlu bersungguh-sungguh memeratakan hasil-hasil pembangunan dengan berbagai cara dan bentuk dan ke segala tempat, sehingga peningkatan pendapatan masyarakat akan diikuti diikuti oleh perbaikan distribusi pendapatan.
Usulan riset selanjutnya yaitu memasukkan variable lain dalam mempertimbangkan variable untuk riset selanjutnya. Peneliti yang akan meneliti selanjutnya di harapkan dapat menggunakan metode penelitian yang lebih tepat dari sebelumnya.


Daftar Pustaka :
http://kikirizkiyah.wordpress.com/2011/03/17/kemiskinan-dan-kesenjangan-pendapatan/

Tugas ini diberikan oleh Pak Prihantoro

Bab 4 " Hasil dan Pembahasan"

Nama    :  Ani Purwaningsih
Kelas    :  3ea11
Npm     :  10209853




BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN




Hubungan Antara Distribusi Faktor-Faktor Pendapatan dan Distribusi Pendapatan
Faktor-faktor yang diduga memiliki keterkaitan erat dengan ketidakmerataan distribusi pendapatan, khususnya faktor-faktor internal rumah tangga adalah distribusi penguasaan lahan pertanian, distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga dan distribusi pendapatan yang berasal dari kegiatan dan usaha di sektor pertanian. Kedekatan hubungan antara ketiga parameter tersebut terhadap derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga masing-masing disajikan pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara nilai Indeks Gini distribusi pendapatan dengan Indeks Gini distribusi ketiga faktor pendapatan tersebut masing-masing adalah positif dan relatif tinggi. Artinya, ketidakmerataan distribusi pendapatan rumah tangga berkaitan erat dengan ketidakmerataan distribusi penguasaan lahan pertanian, distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga dan distribusi pendapatan yang berasal dari sektor pertanian. Semakin tinggi derajat ketidakmerataan distribusi masing-masing faktor pendapatan tersebut menyebabkan semakin tinggi derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga.

Tabel 1. Nilai Koefisien Korelasi Antara Nilai Indeks Gini Derajat Ketidakmerataan
Distribusi Pendapatan Dan Indeks Gini Distribusi Beberapa Faktor Pendapatan



Pendapatan rumah tangga bersumber dari dua sektor utama, yaitu sektor pertanian dan sektor di luar pertanian. Seperti ditunjukkan di beberapa studi, pendapatan yang berasal dari sektor pertanian merupakan porsi yang dominan dari total pendapatan rumah tangga di pedesaan. Kecenderungan demikian semakin jelas terutama di daerah-daerah dimana sektor pertanian merupakan kegiatan utama perekonomian masyarakat (Rachman dan Hadimuslihat, 1988). Semakin tinggi proporsi pendapatan dari sektor pertanian, pengaruh ketidakmerataan distribusi pendapatan yang bersumber dari sektor pertanian semakin besar (Nurmanaf, 2001). Kecenderungan serupa juga ditunjukkan oleh Nurmanaf et al (2004). Sejalan dengan itu peranan lahan pertanian juga penting. Dengan asumsi bahwa semua peubah lain tetap, semakin tinggi derajat ketidakmerataan penguasaan lahan pertanian semakin tinggi derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan yang berasal dari sektor pertanian. Sedangkan keeratan hubungan antara distribusi penguasaan lahan pertanian dengan ketidakmerataan distribusi pendapatan juga menunjukkan nilai koefisien korelasi yang tinggi. Pengaruh ketimpangan distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga ditentukan antara lain oleh kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja. Di wilayah dimana angkatan kerja memiliki kesempatan kerja yang tinggi pada sektor di luar pertanian, pengaruh distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga terhadap ketidakmerataan distribusi pendapatan lebih tinggi.

(1)  Pengujian Bentuk Hubungan
Bentuk hubungan antara tingkat pendapatan yang diukur dengan pendapatan per kapita dengan ketidakmerataan distribusi pendapatan yang diestimasi dengan nilai Indeks Gini diuji dengan menggunakan metoda diagram penyebaran (scatter diagram). Dengan metoda ini dapat diketahui penyebaran nilai Indeks Gini dari masing-masing tingkat pendapatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini. Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa bentuk penyebaran nilai Indeks Gini distribusi pendapatan dari semua desa sebagai unit pengamatan merupakan bentuk hubungan regresi kuadrat. Secara umum dapat dikatakan bahwa hubungan kedua peubah tersebut positif atau kenaikan tingkat pendapatan diikuti kenaikan nilai Indeks Gini pada tahap awal. Selanjutnya hubungan tersebut berubah menjadi sebaliknya setelah melewati titik balik, yang diartikan bahwa hubungan menjadi negatif pada tahap akhir. Kenaikan tingkat pendapatan pada tahap akhir justru menurunkan nilai Indeks Gini. Dengan demikian kecenderungan bentuk hubungan yang diperoleh merupakan dasar pertimbangan untuk melakukan analisis selanjutnya berupa analisis regresi kuadrat.



(2)  Pengujian dengan Regresi Kuadrat
Sebagai kelanjutan dari pengujian dengan metoda diagram penyebaran, hubungan antara tingkat pendapatan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan dilakukan pengujian regresi kuadrat. Dengan menjadikan pendapatan per kapita sebagai peubah bebas dan nilai Indeks Gini distribusi pendapatan sebagai peubah tidak bebas diperoleh persamaan regresi kuadrat seperti berikut.

GI  = 0.121767 + 0.710575 (PP) - 0.32637 (PP)2
(1.266) (3.104) (-2.615)

dimana :
GI = Nilai Indeks Gini sebagai ukuran ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga
(PP) = Pendapatan per kapita
R2 = 0.31926
( ) = angka dalam kurung adalah nilai t-ratio

Dari persamaan ini dapat diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan pendapatan perkapita sebesar satu persen pada pembangunan tahap awal dengan pendapatan per kapita kurang dari Rp 1088, nilai Indeks Gini distribusi pendapatan rumah tangga akan naik sebesar 0,34 persen.

Regresi tunggal (single regression) yang dibangun merupakan hubungan dari nilai Indeks Gini distribusi pendapatan sebagai peubah tidak bebas yang merupakan fungsi dari tingkat pendapatan sebagai peubah bebas menunjukkan hubungan negatif. Hasil analisis regresi tersebut ditampilkan dalam persamaan seperti berikut :

GI        = 0.847 - 0.282 PP
(3.974) (-1.676)

dimana:
GI = nilai Indeks Gini distribusi pendapatan
PP = tingkat pendapatan (pendapatan per kapita)
R2 = 0,285
( ) = angka dalam kurung adalah nilai t-ratio

Dari persamaan regresi tunggal tersebut dapat diartikan bahwa setiap pertambahan atau kenaikan tingkat pendapatan sebesar satu persen, nilai Indeks Gini distribusi pendapatan menurun sebesar 0.28 persen


Daftar Pustaka :


Tugas ini diberikan oleh Pak Prihantoro

“Perilaku Konsumen“ Pertemuan ke 2 (Analisis Bab 4 – 6)

Nama   : Ani Purwaningsih
Kelas   : 3ea11
Npm     : 10209853


Tugas Softskill “Perilaku Konsumen“ Pertemuan ke 2 (Analisis Bab 4 – 6 )

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelian, sebenarnya terjadi beberapa kegiatan, yaitu : kegiatan munculnya gagasan untuk membeli, pengembangan atau dorongan agar gagasan tersebut direalisir, kegiatan pengambilan keputusan untuk membeli, pelaksanaan pembelian dan akhirnya kegiatan pemanfaatan atau pemakaian barang yang telah di beli. Keseluruhan kegiatan tersebut dapat di lakukan oleh beberapa orang yang melakukan fungsinya masing-masing, tetapi dapat juga terjadi pada diri seorang. Atau seorang dapat melakukan dua-tiga fungsi kegiatan pembelian saja.
Satu atau lebih kegiatan dapat mempunyai peran sangat dominan. Artinya, sangat menentukan kelancaran proses pembelian. Pemasar sangat berkepentingan terhadap pemahaman hal ini. Dengan mengendalikan pemeran dan kegiatan yang kritis atau dominan, proses pembelian dapat di arahkan sesuai dengan maksud pemasar. Misalnya, proses pembelian susu atau makanan bayi sangat di pengaruhi oleh faktor influencer, yaitu peranan bidan atau dokter anak
sehingga promosi penjualan yang dilakukan di BKIA atau puskesmas melalui tokoh medis sangat berpengaruh terhadap penjualan makanan bayi. Ada kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang di harapkan (kondisi ideal). Kesenjangan ini dikuatkan oleh stimuli (internal dan eksternal). Masalah yang umumnya dihadapi oleh calon pembeli adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi. Ketiadaan makanan merupakan persoalan bagi seseorang yang lapar, misalnya : makanan yang berkolesterol tinggi merupakan permasalahan bagi orang yang sangat memperhatikan kesehatan.

1.2      Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas maka rumusan masalah yang terjadi adalah bagaimana evaluasi tentang alternative sebelum pembelian, pembelian, dan sumber daya konsumen dan pengetahuan serta studi kasus yang terjadi.

1.3      Landasan Teori
Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk jasa relative sama dengan kita mengkonsumsi produk yang bersifat bukan jasa. Menurut Lovelock (2002), konsumen juga dihadapkan pada suatu proses memilih, proses ketika terjadi konsumsi, dan proses setelah konsumsi jasa. Berkaitan dengan konsumsi produk atau jasa terdapat 3 tahap yang akan di lalui oleh konsumen, yaitu :
1.      Tahap sebelum pembelian
Konsumen akan menggali informasi tentang produk serta mendefinisikan tingkat kebutuhannya terhadap produk. Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan kemungkinan mencari alternative pilihan terhadap produk maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap beberpa alternative produk yang ditawarkan oleh produsen
2.      Tahap proses pembelian
Pada tahap ini konsumen telah dan sedang menilai manfaat yang sedang dirasakan dari produk yang di konsumsi. Produsen telah berupaya mewujudkan keinginan konsumen atau pelanggan tersebut.
3.      Tahap setelah pembelian
Pada tahap ini konsumen telah mengkonsumsi produk, yang dilanjutkan dengan melakukan penilaian tentang manfaat yang di rasakan dari produk tersebut. Jika produk tersebut memberikan manfaat maka akan terjadi proses pembelian kembali. Sebaliknya jika produk tersebut tidak menguntungkan, maka akan mempengaruhi keputusan pembelian berikutnya.

Konsep Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam
proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
·         Tiga tingkatan dalam pemecahan ini :
Ø  Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Ø  Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas). Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Ø  Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku. Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk
membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat orang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang.

Sumber Daya dan Pengetahuan Konsumen
Sumber Daya Ekonomi dengan kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Sumber Daya Sementara yaitu sebagai waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen, karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Sumber Daya Kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata (skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan manajemen pengetahuan mempromosikan Ketika orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam perilaku individu tertentu yang berasal dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari. Sumber daya dan pengetahuan konsumen adalah mengenai semua informasi yang dimiliki konsumen berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Contohnya : Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.
Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur merek produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
Jenis Pengetahuan Produk :
1.      Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
2.      Pengetahuan  tentang manfaat produk
3.      Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1      Studi Kasus Tentang Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
Evaluasi pembelian produk terhadap barang yang ingin kita beli mencakup sejumlah harga yang dipertimbangkan sejumlah konsumen untuk melaksanakan proses pembelian. Pembelian barang atau produk dengan harga yang terlalu mahal mengakibatkan konsumen merasa untuk mempertimbangkan ulang untuk membeli nya. Kemajuan teknologi dalam rekaman musik, promosi dan distribusi memiliki beberapa efek pada industri rekaman. Salah satu aspek dari masalah ini adalah bahwa musisi tidak lagi tergantung pada label rekaman besar untuk membuat atau mendistribusikan produk mereka. (Viljoen & Dann, 2000) Alternatif lunak MP3 ke CD menjadi lebih populer sejak tahun 1998. Dalam audio ruang tradisional dapat muat 12 sampai 15 track audio, perangkat lunak MP3 dapat menyimpan sekitar 150 trek musik. "Para bergerak menuju MP3 sebagai format baru untuk menggantikan CD seperti CD album diganti vinil telah dipercepat oleh serbuan baru MP3 player portabel di pasar – beberapa kurang dari Discmans Sony konvensional." (Viljoen & Dann 2000, h. 173). Di sisi lain, teknologi digital baru yang muncul pada akhir abad ke-20 tidak hanya memfasilitasi proses rekaman musik, tetapi membuatnya jauh lebih murah , yang menyediakan kemungkinan bagi banyak
perusahaan dengan sumber daya terbatas untuk memasuki pasar.Jadi, jika dalam tahun 1980-an, studio rekaman profesional dengan semua peralatan rekaman, bekerja pada vinil atau operator kaset, biaya beberapa juta dolar dan karena itu domain dari 5 atau 6 perusahaan rekaman besar, pada tahun 2000, studio rekaman profesional perakitan dapat dilakukan pada biaya hanya $ 5.000. Semua peralatan dan perangkat keras, karena kemajuan teknologi global dalam, jauh lebih terjangkau bagi rata-rata seorang artis atau pengusaha.
2.2      Studi Kasus Tentang Pembelian
Pada saat ini kebutuhan sepeda motor bagi masyarakat sangat vital mengingat tingginya kemacetan yang ada di jalan raya, sehingga salah satu alternative untuk mempermudah dan kelancaran untuk mencapai suatu tujuan di dalam kota, maka sepeda motor merupakan salah satu pilihan yang tepat. Permintaan konsumen terhadap pembelian sepeda motor pun meningkat. Diantaranya memilih alternative terbaik dari produksi sepeda motor yang di keluarkan oleh perusahaan Honda, Yamaha, Suzuki atau Kawasaki. Seperti memperhatikan pembelian, baik dalam memilih produk, memilih jenis, penentuan saat pembelian maupun tempat dimana produk tersebut harus di beli. Itu semua membutuhkan proses keputusan membeli yang tepat bagi konsumen.
Proses keputusan pembelian bukan sekedar di dasarkan pada berbagai factor yang akan mempengaruhi pembeli, melainkan di dasarkan pada peranan
dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Ada 5 tahap yang di lalui konsumen dalam proses pembelian yaitu : identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan evaluasi purnabeli.

2.3      Studi Kasus Tentang Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
Seiring dengan meningkatnya tingkat hidup masyarakat, maka kebutuhan masyarakat terhadap barang juga akan semakin meningkat. Oleh sebab itu tidak bisa di pungkiri bahwa pembangunan ekonomi membutuhkan sarana komunikasi yang memadai dan canggih yang sesuai dengan kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi. Hal ini semakin membawa pengaruh terhadap perilaku mereka dalam memilih barang yang akan mereka beli, yang mereka anggap paling sesuai dan benar benar dapat memenuhi kebutuhan dan dapat memuaskan mereka. Produsen produk handphone Nokia melihat ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, oleh sebab itu nokia segera meluncurkan handphone dengan banyak alternative kepada masyarakat untuk memilih handphone yang paling ideal. Di sisi lain menimbulkan persaingan yang semakin ketat.
Pengetahuan terhadap kualitas handphone seperti Nokia dalam best color screen, Siemens Xelibri dalam best design phone, Samsung dalam best mid low end phone. Sehingga dapat di simpulkan bahwa walaupun dalam penjualan Nokia menjadi market leader, namun dari segi kualitas produk Nokia bukan lah yang terbaik, sehingga bukan tidak mungkin konsumen akan
beralih pada merk – merk pesaing lain yang menawarkan kualitas yang lebih baik. Hal ini sangat mungkin menurunkan penjualan handphone Nokia, yang di prediksi menurut pandangan konsumen dengan harga yang lebih murah namun bila berkualitas yang di tawarkan sama konsumen jelas akan memilih produk yang lebih berkualitas karena mekanisme pasar yang akan menentukan penurunan maupun peningkatan kembali penjualan handphone tersebut.


BAB 3
PENUTUP

1.      Kesimpulan dan Saran
1.1      Studi Kasus Tentang Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
Biaya kelebihan dengan teknologi baru yang timbul dari revolusi digital. Tidak perakitan hanya studio dengan semua peralatan yang diperlukan dan hardware yang lebih murah, tetapi duplikasi CD, penyimpanan dan pengiriman yang lebih murah juga. Rendah biaya produksi, duplikasi (duplikasi 500 CD berkisar dari $ 1,90 sampai $ 3,63, duplikasi 2000 biaya CD tentang satu dolar per CD), pengiriman dan penyimpanan membuat produk akhir lebih murah dan lebih terjangkau bagi pelanggan, sehingga memperluas jangkauan dan ruang lingkup target pasar

1.2      Studi Kasus Tentang Pembelian
Jadi, setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.

1.3      Studi Kasus Tentang Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
Jadi, pengetahuan tentang fasilitas yang lengkap dengan teknologi yang mutakhir, perangkat yang mudah untuk di perbaiki dan di dapat, serta bergaransi dapat menjadikan Nokia sebagai pilihan yang terbaik. Namun, seperti hal nya produk atau jasa lainnya, ketika konsumen memilih produk, mereka juga dipengaruhi oleh banyak factor. Pandangan yang berbeda dari tiap konsumen yang berbeda atas kinerja yang di hasilkan menyebabkan ketidakmerataan jumlah peminat di antara handphone – handphone yang beredar.


Daftar Pustaka :