Minggu, 04 Desember 2011

Tugas Pertemuan Ke 3 Perilaku Konsumen

Ani Purwaningsih
3ea11
10209853


Implementasi Tentang Sikap, Motivasi dan Konsep Diri terhadap Perilaku Konsumen


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
Keputusan membeli atau tidak membeli merupakan konsekuensi dari sikap seseorang. Meskipun dapat di pengaruhi oleh factor lingkungan, sikap merupakan penilaian yang sangat subyektif. Sikap seseorang akan membentuk pola perilaku (menerima atau menolak) yang sering kali sulit untuk di rubah. Meskipun demikian, pemasar perlu melakukan usaha membentuk sikap konsumen agar tidak menolak produk maupun perusahaan. Penelitian dengan pengukuran indeks sikap merupakan langkah untuk memahami sikap masyarakat. Sikap adalah penilaian relative seseorang suatu objek atau pemikiran tertentu secara konsisten.
Dalam factor personal terdapat motivasi yaitu dorongan internal untuk melakukan tindakan sesuatu sebagai usaha pemenuhan kebutuhan. Memahami motivasi seseorang tidaklah mudah. Karena keadaan itu merupakan situasi yang sifatnya sangat pribadi. Di samping itu, terlalu banyak variable yang mempengaruhinya. Banyak teori di kembangkan untuk menjelaskan motivasi. Teori motivasi paling di kenal adalah teori kognitif tentang kebutuhan manusia dari Abraham H. Maslow (1973) dan Herzberg. Menumbuhkan kepercayaan seseorang berarti juga membentuk sikapnya. Tingkatan kepercayaan seseorang menentukan citra terhadap suatu objek sebagai dasar sikap untuk melakukan suatu tindakan.  Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk bahwa produk tersebut memiliki atribut adalah akibat dari pengetahuan konsumen. Menurut Mowen dan Minor kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsmen mengenai suatu objek, atributnya, manfaatnya. Pengetahuan tersebut berguna dalam mengkomunikasikan suatu produk dan atributnya kepada konsumen. Sikap menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut tersebut. Berikut adalah beberapa karakteristik sikap antara lain :
1.      Sikap positif, negatif, netral
2.      Keyakinan sikap
3.      Sikap memiliki objek
4.      Konsistensi sikap
5.      Resistensi sikap
Empat fungsi sikap yang bisa digunakan oleh pemasar sebagai metode untuk mengubah sikap konsumen terhadap produk dan atributnya menurut Daniel Katz antara lain :
·         Fungsi utilitarian
·         Fungsi mempertahankan ego
·         Fungsi ekspresi nilai
·         Fungsi pengetahuan
Pengukuran sikap yang paling populer digunakan oleh para peneliti konsumen adalah model multi atribut yang terdiri dari tiga model : the attittude toward-object model, the attittude toward-behavior model, dan the theory of reasoned-action model. Model ini menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi. Model ini menekankan tingkat kepentingan yang diberikan kosumen kepada suatu atribut sebuah produk. Model sikap lainnya yang juga sering digunakan adalah model sikap angka ideal. model ini memberikan informasi mengenai sikap konsumen terhadap merek suatu produk sekaligus memberikan informasi mengenai merek ideal yang dirasa suatu produk. Perbedaannya dengan model multi atribut adalah terletak pada pengukuran sikap menurut konsumen.

1.2      Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas maka rumusan masalah yang terjadi adalah bagaimana Sikap, Motivasi dan Konsep Diri dalam Perilaku Konsumen serta studi kasus yang terjadi.

1.3      Landasan Teori
Pengertian Sikap, Motivasi, dan Konsep Diri
Ø  Sikap
Kata sikap (attitude), berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, and Way of feeling, thinking or behaving”. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Berikut ini adalah pengertian sikap dari beberapa para ahli yaitu : Menurut Thomas (1918) dan Znanieck (1974), sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu. Konsep sikap sebenarnya pertama kali diangkat ke dalam bahasan ilmu sosial pertama kali oleh Thomas, sosiolog yang banyak menelaah kehidupan dan perubahan sosial, yang menulis buku Polish Peasant in Europe and America: Monograph of an Immigrant Group yang merupakan hasil riset yang dilakukannya bersama Znanieck. Dalam buku tersebut, Thomas dan Znaniecki membahas informasi sosiologi dari kedua sudut individualistik dan subjektivistik. Menurut pandangan mereka dua hal yang harus diperhitungkan pada saat membahas kehidupan dan perubahan sosial adalah sikap individu dan budaya objektif (objective cultural).
Ø  Motivasi
Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris adalah “Motivation”. Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh Bahasa Melayu atau Bahasa Malaysia kepada “Motif” yang artinya tujuan. Jadi, motivasi adalah sesuatu yang menggerakan atau mengarahkan tujuan seseorang dalam tindakan-tindakannya secara negatif atau positif untuk mencapai tujuannya. Selain itu, ada tiga elemen utama dalam motivasi antara lain : intensitas, arah, dan ketekunan. Pengertian motivasi menurut beberapa ahli : Menurut Cropley (1985), Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”. Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
Ø  Konsep Diri
Konsep diri merupakan suatu bagian yang penting dalam setiap pembicaraan tentang kepribadian manusia. Pengertian konsep diri menurut beberapa ahli : Menurut Stuart dan Sudeen (1998), konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain. Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya. Menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986) menyatakan bahwa, konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, baik fisikal, emosional intelektual, sosial dan spiritual 

Komponen Sikap dan Sifat Sikap
ü  Sikap
Komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude) yaitu : 
a.  Kognitif (cognitive)
Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu 
      b.  Afektif (affective)
Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki obyek tertentu 
      c.   Konatif (conative)
Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi.
Sikap memiliki beberapa karakteristik, antara lain : arah, intensitas, keluasan, konsistensi dan spontanitas (Assael, 1984 dan Hawkins dkk, 1986). Karakteristik dan arah menunjukkan bahwa sikap dapat mengarah pada persetujuan atau tidaknya individu, mendukung atau menolak terhadap objek sikap. Karakteristik intensitas menunjukkan bahwa sikap memiliki derajat kekuatan yang pada setiap individu bisa berbeda tingkatannya. Karakteristik keluasan sikap menunjuk pada cakupan luas mana kesiapan individu dalam merespon atau menyatakan sikapnya secara spontan. Dari definisi yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu bentuk evaluasi perasaan dan kecenderungan potensial untuk bereaksi yang merupakan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling bereaksi di dalam memahami, merasakan dan berperilaku terhadap suatu objek.
Pada dasarnya, usaha memahami perilaku konsumen perusahaan yang merupakan kunci sukses pemasaran, tidak sesederhana memahami tiga unsur pokok di atas. Ketiga unsur tersebut merupakan suatu simplifikasi yang komplek dari konsumen. Karena untuk mengetahui kebutuhan dan kemauan untuk membelanjakan uang dari konsumen, perusahaan harus meneliti jumlah produk, kapan, dengan siapa, dan bagaimana produk tersebut dibeli dan dikonsumsi oleh konsumen. Selain itu perusahaan harus meneliti kegiatan konsumen yang tidak kasat mata seperti nilai, keinginan, persepsi, bagaimana mereka memproses informasi dan mengevaluasi alternative produk, sampai pada bagaimana perasaan konsumen dalam memiliki proses pengambilan keputusan pembelian, konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam dirinya seperti persepsi, motivasi, emosi, dan kepribadian, maupun yang berasal dari luar dirinya seperti, budaya, nilai, status social, kelompok, rumah tangga, dan kegiatan pemasaran. Faktor internal dan eksternal tersebut mempengaruhi sikap dan gaya hidup konsumen yang pada akhirnya mempengaruhi kebutuhan sehari-harinya. Untuk mencapai pemahaman perilaku konsumen yang begitu komplek tersebut harus dilakukan melalui suatu penelitian pemasaran. Dengan penelitian tersebut perusahaan akan memperoleh gambaran tentang : sikap konsumen yang sebenarnya dari produk yang dipasarkan; bagaimana
persepsi konsumen atas penampilan produk perusahaan baik dalam kaitannya dengan keinginan konsumen sendiri maupun dalam kaitannya dengan produk pesaing. Gambaran yang diperoleh dari penelitian tersebut, merupakan modal dasar perusahaan untuk menetapkan kebijakan pemasaran yang akan dijalankan seperti penempatan produk di pasar (product positioning), segmentasi pasar, pengembangan produk atau pasar baru, dan kebijakan bauran pemasaran serta kebijakan untuk go international.
Beberapa pemasar membedakan antara pemasaran yang cepat tanggap dengan pemasaran yang kreatif. Pemasar yang cepat tanggap menemukan suatu kebutuhan yang diutarakan dan mengisinya. Pemasar yang kreatif menemukan dan menghasilkan solusi yang tidak diminta pelanggan namun di sambut hangat. Mengapa sangat penting untuk memuaskan pelanggan sasaran? Karena penjualan perusahaan setiap periode berasal dari dua kelompok yaitu pelanggan baru dan pelanggan setia. Forum Company memperkirakan bahwa pelanggan baru yang tertarik dapat menimbulkan biaya lima kali lipat dari biaya menyenangkan pelanggan yang ada. Dan biaya kehilangan pelanggan mungkin enam belas kali lipat biaya menarik pelanggan baru ke tingkat laba yang sama. Karena itu, mempertahankan pelanggan lebih penting daripada menarik pelanggan. Kunci untuk mempertahankan pelanggan adalah kepuasan pelanggan.
Pelanggan yang sangat puas mampu menjadikan konsumen lebih setia, membeli lebih banyak jika perusahaan memperkenalkan produk baru dan menyempurnakan produk yang ada, memberikan komentar yang menguntungkan tentang perusahaan dan produknya, kurang memberikan perhatian pada merek dan iklan pesaing serta kurang sensitif terhadap harga, Memberikan gagasan produk/jasa pada perusahaan, dan membutuhkan biaya pelayanan yang lebih kecil daripada pelanggan baru karena transaksi menjadi rutin.


BAB 2
PEMBAHASAN

Sikap adalah kondisi mental dan neural yang diperoleh dari pengalaman, yang mengarahkan dan secara dinamis mempengaruhi respon-respon individu terhadap semua objek dan situasi yang terkait.

Contoh Kasus :
Sikap Terhadap Truk & “Jeep”
Pada tahun 1990-an banyak konsumen yang jatuh cinta pada kendaraan jenis truk & kendaraan jenis sport serba guna seperti Ford Explorer, Chevy Blazer, & jeep Grand Cherokee . Dipelopori oleh generasi Baby boomer, sebagaian konsumen mulai membeli kendaraan penggerak empat roda kelas atas & truk bak terbuka ketimbang sedan mewah seperti Mercedes-Benz, Lexus, Jaguar & BMW . Penjualan kendaraan sport serba guna pada tahun 1994 adalah US$1,4juta, dibandingkan dengan US$1,1 juta untuk kendaraan mewah. Pada tahun 1996, beberapa analis memperkirakan bahwa pasar kendaraan sport serba guna akan tumbuh sebesar 40% dibandingkan dengan perkembangan pasar mobil mewah yang hanya13%. Walaupun faktor pajak berkontribusi terhadap penurunan penjualan mobil mewah, namun faktor utama penurunan itu adalah perubahan seisme pada sikap & tata nilai konsumen. Menurut salah satu dealer Ford, “tingkat penerimaan sosial kendaraan sport serba guna setara dengan mobil mewah, & individu bertipe Yuppies tingkat penerimaanya jauh lebih tinggi.“ kendaraan tersebut sangat mudah untuk disukai. Kendaraan jenis ini dapat tampil menarik bila telah diperlengkapi dengan segala pernik yang dianggap merupakan perlengkapan mobil kelas atas, seperti tempat duduk kulit, karpet mahal, & CD player. Bahkan dengan harga US$25.000 atau lebih, mobil sport serba guna merupakan pilihan yang dilirik disamping mobil mewah buatan Jepang & Eropa. Kendaraan sport serba guna memiliki daya tarik yang lebih kuat dari para pembeli yang lebih muda (rata-rata 40 tahun) ketimbangan kendaraan mewah (rata-rata 55 tahun). Produsen mobil menyatakan bahwa generasi baby boomer yang kaya tetap membutuhkan mobil mewah disamping kendaraan sport serba guna, & sikap ini akan mengembalikan penjualan mobil mewah kembali. Produsen mobil harus dapat mengikuti dengan cermat perubahan sikap konsumen.

STRATEGI MEMENUHI KEBUTUHAN KONSUMEN
Seperti yang diuraikan di depan bahwa kunci keberhasilan perusahaan yang berada dalam industri yang tingkat persaingan dan perubahan lingkungan yang tinggi terletak pada seberapa jauh perusahaan tersebut dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pasar sasarannya. Konsumen yang puas terhadap merk/produk tertentu cenderung untuk membeli kembali merk/produk tersebut pada saat kebutuhan yang sama muncul di kemudian hari. Hal ini menunjukkan bahwa kepuasan konsumen merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang. Sementara pembelian ulang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan. Selanjutnya konsumen yang puas tersebut sangat dimungkinkan untuk mempengaruhi lingkungannya untuk mengkonsumsi merk/produk yang telah memuaskannya. Keadaan ini akan sangat membantu perusahaan dalam mempromosikan produknya. Dari kenyataan di atas nampak bahwa kepuasan konsumen merupakan faktor yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan untuk bertahan dalam persaingan. Untuk dapat memuaskan konsumennya, perusahaan dapat memulai dari mencari tahu kebutuhan dan keinginan itu sendiri. Atau dengan kata lain perusahaan harus tahu motif konsumen dalam membeli suatu produk. Apakah konsumen membeli produk untuk memperoleh manfaat inti dari produk ataukah mereka membeli produk tersebut akan memperoleh tambahan manfaat dari produk yang dibelinya.

Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).

Contoh Kasus :
Mungkin seorang ibu rumah tangga dalam membeli sabun deterjen memilih merk tertentu bukan karena deterjen tersebut dapat mencuci, tetapi karena deterjen tersebut dapat mencuci dan ditempatkan dalam sebuah gelas dan sekaligus dapat menambah koleksi gelasnya setelah sabunnya habis. Perlu disadari bahwa tidak selamanya konsumen mau dan mampu mengungkapkan motif pembelian suatu produk. Contohnya, jika kita menanyakan kepada seorang wanita mengapa membeli lipstik merk terkenal dan (biasanya) mahal. Biasanya dia akan menjawab “agar bibir saya tidak kelihatan pucat”. Sangat jarang dia secara terbuka menjawab “agar lebih kelihatan sexy” atau “agar saya kelihatan elit”. Motif yang demikian itu disebut sebagai latent motif. Sedangkan motif yang secara terbuka diungkapkan oleh konsumen dikenal sebagai manifes motif. Dengan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen atas suatu produk, akan memudahkan perusahaan dalam mengkomunikasikan atau mengkampanyekan produk tersebut kepada target konsumennya. Langkah berikutnya adalah mencari tahu bagaimana proses pengambilan keputusan dalam membeli suatu produk. Proses ini biasanya didahului oleh munculnya kebutuhan. Jika kebutuhan dirasakan oleh konsumen untuk segera dipenuhi, maka mereka akan melanjutkan pada proses pencarian informasi, baik secara internal maupun secara eksternal. Dari pencarian informasi tersebut akan muncul criteria evaluasi yang akan dipakai mengevaluasi alternatif produk yang diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Proses berikutnya adalah evaluasi dan pemilihan alternatif. Pada proses ini konsumen mengevaluasi karakteristik masingmasing alternatif produk dan memilih salah satu produk yang dianggap paling baik untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah itu konsumen akan melakukan pemilihan toko dan melakukan pembelian. Proses yang terakhir adalah evaluasi pasca pembelian. Namun demikian, tidak semua pembelian yang dilakukan oleh konsumen akan melalui tahapan pengambilan keputusan yang seperti di atas. Hal ini sangat tergantung pada seberapa jauh tingkat keterlibatan konsumen tersebut dalam pengambilan keputusan.

Dinamika Proses Motivasi
Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian dan konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yang diharapkan, yaitu manfaat utilitarian, dan manfaat hedonik / pengalaman. Manfaat utilitarian merupakan atribut produk fungsional yang objektif. Manfaat hedoik, sebaliknya, mencakupi respons emosional, kesenangan panca indera, mimpi, dan pertimbangan estetis (Hirschman & Holbrook, 1982). Kriteria yang digunakan sewaktu mempertimbangkan manfaat hedonik bersifat subjektif dan simbolik, berpusat pada pengertian akan produk atau jasa demi pengertian itu sendiri terlepas dari pertimbangan yang lebih objektif. Kedua manfaat menjadi diekspresikan sebagai kriteria evaluatif yang digunakan di dalam proses pertimbangn dan penyeleksian alternatif terbaik. Keterlibatan (relevansi yang disadari atau kecocokan) adalah faktor penting dalam mengerti motivasi. Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang disadari dalam tindakan pembelian dan konsumsi. Bila keterlibatan tinggi, ada motivasi untuk memperoleh dan mengolah informasi dan kemungkinan yang jauh lebih besar dari pemecahan masalah yang diperluas.
Terdapat dua jenis keterlibatan: (1) Langgeng (ada sepanjang waktu karena peningkatan konsep diri), dan (2) Situasional (keterlibatan sementara yang distimulasikan oleh resiko yang disadari, tekanan konformitas, atau pertimbangan lain)
Dapat terpenuhinya suatu kebutuhan akan menimbulkan motivasi untuk memenuhi kebutuhan yang lain. Pemenuhan kebutuhan tersebut tersusun dalam sebuah jenjang dari tingkatan yang paling mendesak sampai dengan yang kurang mendesak, meskipun bukan berarti harus dimulai dari kebutuhan fisiologis ke atas sampai dengan kebutuhan aktualisasi diri. Tetapi selalu ada kemungkinan pengecualian dari kecenderungan tersebut. Seseorang kadang-kadang justru lebih termotivasi untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi karena dia ingin memacu pencapaian potensi dirinya, walaupun dia mengalami kesulitan untuk membeli produk / merek tertentu. 
Secara umum motivasi yang dominan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan dapat berbeda satu dengan yang lain, meskipun obyek pemenuhannya sama. Demikian pula urutan pentingnya pemenuhan kebutuhan yang dapat menimbulkan motivasi itu.

Contoh Kasus :
Motivasi dosen dan mahasiswa tentang pembelian atau pemilikan sebuah mobil. Berdasarkan tingkatan kondisional atribut mobil, jika harga sebuah mobil dapat dijadikan sebagai cerminan pemenuhan kebutuhan fisiologis, kemudahan melakukan servis – misalnya untuk perawatan dan perbaikan, sebagai kebutuhan keamanan, kapasitas penumpang untuk mencerminkan pemenuhan kebutuhan sosial, bentuk fisik mobil – misalnya tampilan eksterior atau interior, merujuk kebutuhan penghargaan, dan kecanggihan teknologi yang tersedia – misalnya untuk keamanan atau kenyamanan diri, sebagai cerminan aktualisasi diri, maka bagi seorang dosen kemungkinan kecanggihan mobil lebih penting dibandingkan bentuk fisik, kapasitas penumpang, kemudahan melakukan servis dan harga mobil, karena dengan rasa aman dan nyaman yang diperolehnya selama dalam perjalanan menggunakan mobil tersebut dia dapat menggunakan energi yang masih prima untuk melakukan pekerjaan lain secara optimal. Sedangkan bagi seorang mahasiswa yang kemampuan keuangannya relatif terbatas, faktor harga mungkin lebih penting dari pada kecanggihan mobil, bentuk fisik, kapasitas penumpang dan kemudahan melakukan servis. Jika halnya demikian, ketika dosen yang bersangkutan membeli mobil, mungkin dia lebih cenderung termotivasi untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri daripada kebutuhan penghargaan, sosial, keamanan, dan fisiologis. Sedangkan bagi mahasiswa tersebut cenderung mempertimbangkan kebutuhan fisiologis dibandingkan pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri, penghargaan, sosial dan keamanan.


BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

Sikap mewakili apa yang disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya terhadap objek lain. Konsep diri memiliki peranan penting dalam terbentuknya pola kepribadian seseorang, karena konsep diri merupakan inti pola kepribadian. Konsep ini mempengaruhi berbagai sifat dalam diri seseorang. Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.

Demi terciptanya kepuasan konsumen akan kebutuhannya tersebut, perusahaan akan berusaha untuk mengetahui: (1) minat yang mendasari konsumen membeli produk mereka; (2) proses pengambilan keputusan pembelian produk tersebut; dan (3) penilaian (persepsi) para konsumen terhadap produk perusahaan jika dibandingkan dengan produk pesaing. Dengan memahami ketiga hal tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk dapat memilih metode dan media komunikasi yang tepat dan sesuai dengan pasar sasarannya dan mempunyai pedoman untuk menetapkan strategi pelayanan, saluran distribusi, bersaing dan pengembangan produk di masa yang akan datang. Namun demikian perlu disadari bahwa kepuasan konsumen tidak semata-mata berasal dari baiknya kualitas produk, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti pelayanan pada saat dan sesudah pembelian, cara pembayaran, tersedianya spare part dan lain-lain.

Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kepuasan konsumen dan terciptanya citra merk/produk perusahaan yang baik, maka memuaskan konsumen tidak lagi menjadi tanggung jawab seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Agar pemuasan konsumen dapat dilakukan secara terpadu, maka perusahaan sebaiknya menggunakan pemasaran sebagai konsep bisnis strategic yang memberikan kepuasan yang berkelanjutan, bukan sesaat, tidak hanya bagi investor/pemilik dan konsumen tetapi juga memberikan kepuasan yang berkelanjutan juga bagi para karyawannya. Dalam konsep ini perusahaan berusaha untuk memuaskan semua stakeholder nya.


DAFTAR PUSTAKA :


Minggu, 06 November 2011

Bab 5 " Kesimpulan "

Nama    : Ani Purwaningsih
Kelas    :  3ea11
Npm     :  10209853



BAB 5
KESIMPULAN






1)      Kesimpulan
Dapat di ketahui bahwa faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya ketimpangan distribusi pendapatan dan seberapa besar ketimpangan distribusi pendapatan di Indonesia adalah di pengaruhi oleh tingkat pendapatan yang tinggi  distribusi penguasaan lahan pertanian, distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga dan distribusi pendapatan yang berasal dari kegiatan dan usaha di sektor pertanian.
Hubungan yang negative antara tingkat pendapatan yang diproksikan sebagai pendapatan per kapita dengan ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga memiliki bentuk yang bervariasi sesuai dengan tahapan pembangunan yang dilaksanakan. Pada tahap awal pembangunan terjadi pertumbuhan yang signifikan di sektor modern dan didominasi oleh sektor pertanian yang lebih mengandalkan peranan modal dan asset produktif. Rumah tangga-rumah yang memiliki aksesibilitas terhadap permodalan dan menguasai aset produktif antara lain lahan pertanian dengan skala usaha yang luas, walaupun terdapat dalam jumlah unit yang lebih sedikit, mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perdapatan masyarakat (modern sector enrichment growth). Sementara sektor tradisional, walaupun terdapat pertumbuhan dalam jumlah unit yang jauh lebih banyak, (seperti buruh tani, mencari barang di alam bebas, industry rumah tangga) dengan peningkatan dan pertumbuhan yang sangat kecil tidak mampu memberikan kontribusi yang berarti terhadap peningkatan pendapatan masyarakat. Dengan demikian, secara keseluruhan menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan masyarakat tidak diikuti oleh perbaikan distribusinya. Artinya peningkatan pendapatan justru meningkatkan derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga.

2)   Saran dan Rekomendasi
Pemerintah sebagai motor penggerak pembangunan perlu bersungguh-sungguh memeratakan hasil-hasil pembangunan dengan berbagai cara dan bentuk dan ke segala tempat, sehingga peningkatan pendapatan masyarakat akan diikuti diikuti oleh perbaikan distribusi pendapatan.
Usulan riset selanjutnya yaitu memasukkan variable lain dalam mempertimbangkan variable untuk riset selanjutnya. Peneliti yang akan meneliti selanjutnya di harapkan dapat menggunakan metode penelitian yang lebih tepat dari sebelumnya.


Daftar Pustaka :
http://kikirizkiyah.wordpress.com/2011/03/17/kemiskinan-dan-kesenjangan-pendapatan/

Tugas ini diberikan oleh Pak Prihantoro

Bab 4 " Hasil dan Pembahasan"

Nama    :  Ani Purwaningsih
Kelas    :  3ea11
Npm     :  10209853




BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN




Hubungan Antara Distribusi Faktor-Faktor Pendapatan dan Distribusi Pendapatan
Faktor-faktor yang diduga memiliki keterkaitan erat dengan ketidakmerataan distribusi pendapatan, khususnya faktor-faktor internal rumah tangga adalah distribusi penguasaan lahan pertanian, distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga dan distribusi pendapatan yang berasal dari kegiatan dan usaha di sektor pertanian. Kedekatan hubungan antara ketiga parameter tersebut terhadap derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga masing-masing disajikan pada Tabel 1. Dari Tabel 1 dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara nilai Indeks Gini distribusi pendapatan dengan Indeks Gini distribusi ketiga faktor pendapatan tersebut masing-masing adalah positif dan relatif tinggi. Artinya, ketidakmerataan distribusi pendapatan rumah tangga berkaitan erat dengan ketidakmerataan distribusi penguasaan lahan pertanian, distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga dan distribusi pendapatan yang berasal dari sektor pertanian. Semakin tinggi derajat ketidakmerataan distribusi masing-masing faktor pendapatan tersebut menyebabkan semakin tinggi derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga.

Tabel 1. Nilai Koefisien Korelasi Antara Nilai Indeks Gini Derajat Ketidakmerataan
Distribusi Pendapatan Dan Indeks Gini Distribusi Beberapa Faktor Pendapatan



Pendapatan rumah tangga bersumber dari dua sektor utama, yaitu sektor pertanian dan sektor di luar pertanian. Seperti ditunjukkan di beberapa studi, pendapatan yang berasal dari sektor pertanian merupakan porsi yang dominan dari total pendapatan rumah tangga di pedesaan. Kecenderungan demikian semakin jelas terutama di daerah-daerah dimana sektor pertanian merupakan kegiatan utama perekonomian masyarakat (Rachman dan Hadimuslihat, 1988). Semakin tinggi proporsi pendapatan dari sektor pertanian, pengaruh ketidakmerataan distribusi pendapatan yang bersumber dari sektor pertanian semakin besar (Nurmanaf, 2001). Kecenderungan serupa juga ditunjukkan oleh Nurmanaf et al (2004). Sejalan dengan itu peranan lahan pertanian juga penting. Dengan asumsi bahwa semua peubah lain tetap, semakin tinggi derajat ketidakmerataan penguasaan lahan pertanian semakin tinggi derajat ketidakmerataan distribusi pendapatan yang berasal dari sektor pertanian. Sedangkan keeratan hubungan antara distribusi penguasaan lahan pertanian dengan ketidakmerataan distribusi pendapatan juga menunjukkan nilai koefisien korelasi yang tinggi. Pengaruh ketimpangan distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga ditentukan antara lain oleh kesempatan kerja dan produktivitas tenaga kerja. Di wilayah dimana angkatan kerja memiliki kesempatan kerja yang tinggi pada sektor di luar pertanian, pengaruh distribusi pendidikan angkatan kerja rumah tangga terhadap ketidakmerataan distribusi pendapatan lebih tinggi.

(1)  Pengujian Bentuk Hubungan
Bentuk hubungan antara tingkat pendapatan yang diukur dengan pendapatan per kapita dengan ketidakmerataan distribusi pendapatan yang diestimasi dengan nilai Indeks Gini diuji dengan menggunakan metoda diagram penyebaran (scatter diagram). Dengan metoda ini dapat diketahui penyebaran nilai Indeks Gini dari masing-masing tingkat pendapatan, seperti ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini. Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa bentuk penyebaran nilai Indeks Gini distribusi pendapatan dari semua desa sebagai unit pengamatan merupakan bentuk hubungan regresi kuadrat. Secara umum dapat dikatakan bahwa hubungan kedua peubah tersebut positif atau kenaikan tingkat pendapatan diikuti kenaikan nilai Indeks Gini pada tahap awal. Selanjutnya hubungan tersebut berubah menjadi sebaliknya setelah melewati titik balik, yang diartikan bahwa hubungan menjadi negatif pada tahap akhir. Kenaikan tingkat pendapatan pada tahap akhir justru menurunkan nilai Indeks Gini. Dengan demikian kecenderungan bentuk hubungan yang diperoleh merupakan dasar pertimbangan untuk melakukan analisis selanjutnya berupa analisis regresi kuadrat.



(2)  Pengujian dengan Regresi Kuadrat
Sebagai kelanjutan dari pengujian dengan metoda diagram penyebaran, hubungan antara tingkat pendapatan dan ketidakmerataan distribusi pendapatan dilakukan pengujian regresi kuadrat. Dengan menjadikan pendapatan per kapita sebagai peubah bebas dan nilai Indeks Gini distribusi pendapatan sebagai peubah tidak bebas diperoleh persamaan regresi kuadrat seperti berikut.

GI  = 0.121767 + 0.710575 (PP) - 0.32637 (PP)2
(1.266) (3.104) (-2.615)

dimana :
GI = Nilai Indeks Gini sebagai ukuran ketidakmerataan distribusi pendapatan antar rumah tangga
(PP) = Pendapatan per kapita
R2 = 0.31926
( ) = angka dalam kurung adalah nilai t-ratio

Dari persamaan ini dapat diinterpretasikan bahwa setiap kenaikan pendapatan perkapita sebesar satu persen pada pembangunan tahap awal dengan pendapatan per kapita kurang dari Rp 1088, nilai Indeks Gini distribusi pendapatan rumah tangga akan naik sebesar 0,34 persen.

Regresi tunggal (single regression) yang dibangun merupakan hubungan dari nilai Indeks Gini distribusi pendapatan sebagai peubah tidak bebas yang merupakan fungsi dari tingkat pendapatan sebagai peubah bebas menunjukkan hubungan negatif. Hasil analisis regresi tersebut ditampilkan dalam persamaan seperti berikut :

GI        = 0.847 - 0.282 PP
(3.974) (-1.676)

dimana:
GI = nilai Indeks Gini distribusi pendapatan
PP = tingkat pendapatan (pendapatan per kapita)
R2 = 0,285
( ) = angka dalam kurung adalah nilai t-ratio

Dari persamaan regresi tunggal tersebut dapat diartikan bahwa setiap pertambahan atau kenaikan tingkat pendapatan sebesar satu persen, nilai Indeks Gini distribusi pendapatan menurun sebesar 0.28 persen


Daftar Pustaka :


Tugas ini diberikan oleh Pak Prihantoro

“Perilaku Konsumen“ Pertemuan ke 2 (Analisis Bab 4 – 6)

Nama   : Ani Purwaningsih
Kelas   : 3ea11
Npm     : 10209853


Tugas Softskill “Perilaku Konsumen“ Pertemuan ke 2 (Analisis Bab 4 – 6 )

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1      Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembelian, sebenarnya terjadi beberapa kegiatan, yaitu : kegiatan munculnya gagasan untuk membeli, pengembangan atau dorongan agar gagasan tersebut direalisir, kegiatan pengambilan keputusan untuk membeli, pelaksanaan pembelian dan akhirnya kegiatan pemanfaatan atau pemakaian barang yang telah di beli. Keseluruhan kegiatan tersebut dapat di lakukan oleh beberapa orang yang melakukan fungsinya masing-masing, tetapi dapat juga terjadi pada diri seorang. Atau seorang dapat melakukan dua-tiga fungsi kegiatan pembelian saja.
Satu atau lebih kegiatan dapat mempunyai peran sangat dominan. Artinya, sangat menentukan kelancaran proses pembelian. Pemasar sangat berkepentingan terhadap pemahaman hal ini. Dengan mengendalikan pemeran dan kegiatan yang kritis atau dominan, proses pembelian dapat di arahkan sesuai dengan maksud pemasar. Misalnya, proses pembelian susu atau makanan bayi sangat di pengaruhi oleh faktor influencer, yaitu peranan bidan atau dokter anak
sehingga promosi penjualan yang dilakukan di BKIA atau puskesmas melalui tokoh medis sangat berpengaruh terhadap penjualan makanan bayi. Ada kesenjangan antara keadaan sekarang dengan keadaan yang di harapkan (kondisi ideal). Kesenjangan ini dikuatkan oleh stimuli (internal dan eksternal). Masalah yang umumnya dihadapi oleh calon pembeli adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi. Ketiadaan makanan merupakan persoalan bagi seseorang yang lapar, misalnya : makanan yang berkolesterol tinggi merupakan permasalahan bagi orang yang sangat memperhatikan kesehatan.

1.2      Perumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang masalah yang sudah dijelaskan di atas maka rumusan masalah yang terjadi adalah bagaimana evaluasi tentang alternative sebelum pembelian, pembelian, dan sumber daya konsumen dan pengetahuan serta studi kasus yang terjadi.

1.3      Landasan Teori
Perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk jasa relative sama dengan kita mengkonsumsi produk yang bersifat bukan jasa. Menurut Lovelock (2002), konsumen juga dihadapkan pada suatu proses memilih, proses ketika terjadi konsumsi, dan proses setelah konsumsi jasa. Berkaitan dengan konsumsi produk atau jasa terdapat 3 tahap yang akan di lalui oleh konsumen, yaitu :
1.      Tahap sebelum pembelian
Konsumen akan menggali informasi tentang produk serta mendefinisikan tingkat kebutuhannya terhadap produk. Setelah mengidentifikasi kebutuhan dan kemungkinan mencari alternative pilihan terhadap produk maka langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi terhadap beberpa alternative produk yang ditawarkan oleh produsen
2.      Tahap proses pembelian
Pada tahap ini konsumen telah dan sedang menilai manfaat yang sedang dirasakan dari produk yang di konsumsi. Produsen telah berupaya mewujudkan keinginan konsumen atau pelanggan tersebut.
3.      Tahap setelah pembelian
Pada tahap ini konsumen telah mengkonsumsi produk, yang dilanjutkan dengan melakukan penilaian tentang manfaat yang di rasakan dari produk tersebut. Jika produk tersebut memberikan manfaat maka akan terjadi proses pembelian kembali. Sebaliknya jika produk tersebut tidak menguntungkan, maka akan mempengaruhi keputusan pembelian berikutnya.

Konsep Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam
proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.
·         Tiga tingkatan dalam pemecahan ini :
Ø  Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Ø  Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas). Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Ø  Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku. Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk
membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat orang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang.

Sumber Daya dan Pengetahuan Konsumen
Sumber Daya Ekonomi dengan kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat, akan dapat mendorong peningkatan produktivitas ekonomi sekaligus sebagai modal dasar untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Bagi kebayakan negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya sudah tergolong lebih maju, produktivitas sumberdaya manusia secara teknis telah dijadikan sebagai instrumen terpenting untuk mempertahankan pencapaian laju pertumbuhan ekonomi, sekaligus dalam upaya untuk memperkuat basis struktural perekonomiannya. Sumber Daya Sementara yaitu sebagai waktu menjadi variabel yang semakin penting dalam memahami perilaku konsumen, karena konsumen mayoritas semakin mengalami kemiskinan akan waktu. Namun demikian ada suatu bagian waktu yang dihabiskan untuk kegiatan yang sangat pribadi yaitu waktu senggang. Sumber Daya Kognitif adalah kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan. Teori ini membahas munculnya dan diperolehnya schemata (skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya) dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan organisasi ini dimaksudkan untuk mencakup semua jenis skema untuk mengorganisir informasi dan manajemen pengetahuan mempromosikan Ketika orang bertindak, mereka belajar. Pengetahuan menggambarkan perubahan dalam perilaku individu tertentu yang berasal dari pengalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari. Sumber daya dan pengetahuan konsumen adalah mengenai semua informasi yang dimiliki konsumen berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Contohnya : Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan tentang toko, lokasi produk di dalam toko dan penempatan produk yang sebenarnya di dalam toko tersebut.
Pengetahuan Produk adalah kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Pengetahuan ini meliputi kategori produk, merek, terminologi produk, atribut atau fitur merek produk, harga produk dan kepercayaan mengenai produk.
Jenis Pengetahuan Produk :
1.      Pengetahuan tentang karakteristik/atribut produk
2.      Pengetahuan  tentang manfaat produk
3.      Pengetahuan tentang kepuasan yg diberikan produk kepada konsumen


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1      Studi Kasus Tentang Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
Evaluasi pembelian produk terhadap barang yang ingin kita beli mencakup sejumlah harga yang dipertimbangkan sejumlah konsumen untuk melaksanakan proses pembelian. Pembelian barang atau produk dengan harga yang terlalu mahal mengakibatkan konsumen merasa untuk mempertimbangkan ulang untuk membeli nya. Kemajuan teknologi dalam rekaman musik, promosi dan distribusi memiliki beberapa efek pada industri rekaman. Salah satu aspek dari masalah ini adalah bahwa musisi tidak lagi tergantung pada label rekaman besar untuk membuat atau mendistribusikan produk mereka. (Viljoen & Dann, 2000) Alternatif lunak MP3 ke CD menjadi lebih populer sejak tahun 1998. Dalam audio ruang tradisional dapat muat 12 sampai 15 track audio, perangkat lunak MP3 dapat menyimpan sekitar 150 trek musik. "Para bergerak menuju MP3 sebagai format baru untuk menggantikan CD seperti CD album diganti vinil telah dipercepat oleh serbuan baru MP3 player portabel di pasar – beberapa kurang dari Discmans Sony konvensional." (Viljoen & Dann 2000, h. 173). Di sisi lain, teknologi digital baru yang muncul pada akhir abad ke-20 tidak hanya memfasilitasi proses rekaman musik, tetapi membuatnya jauh lebih murah , yang menyediakan kemungkinan bagi banyak
perusahaan dengan sumber daya terbatas untuk memasuki pasar.Jadi, jika dalam tahun 1980-an, studio rekaman profesional dengan semua peralatan rekaman, bekerja pada vinil atau operator kaset, biaya beberapa juta dolar dan karena itu domain dari 5 atau 6 perusahaan rekaman besar, pada tahun 2000, studio rekaman profesional perakitan dapat dilakukan pada biaya hanya $ 5.000. Semua peralatan dan perangkat keras, karena kemajuan teknologi global dalam, jauh lebih terjangkau bagi rata-rata seorang artis atau pengusaha.
2.2      Studi Kasus Tentang Pembelian
Pada saat ini kebutuhan sepeda motor bagi masyarakat sangat vital mengingat tingginya kemacetan yang ada di jalan raya, sehingga salah satu alternative untuk mempermudah dan kelancaran untuk mencapai suatu tujuan di dalam kota, maka sepeda motor merupakan salah satu pilihan yang tepat. Permintaan konsumen terhadap pembelian sepeda motor pun meningkat. Diantaranya memilih alternative terbaik dari produksi sepeda motor yang di keluarkan oleh perusahaan Honda, Yamaha, Suzuki atau Kawasaki. Seperti memperhatikan pembelian, baik dalam memilih produk, memilih jenis, penentuan saat pembelian maupun tempat dimana produk tersebut harus di beli. Itu semua membutuhkan proses keputusan membeli yang tepat bagi konsumen.
Proses keputusan pembelian bukan sekedar di dasarkan pada berbagai factor yang akan mempengaruhi pembeli, melainkan di dasarkan pada peranan
dalam pembelian dan keputusan untuk membeli. Ada 5 tahap yang di lalui konsumen dalam proses pembelian yaitu : identifikasi kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian, dan evaluasi purnabeli.

2.3      Studi Kasus Tentang Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
Seiring dengan meningkatnya tingkat hidup masyarakat, maka kebutuhan masyarakat terhadap barang juga akan semakin meningkat. Oleh sebab itu tidak bisa di pungkiri bahwa pembangunan ekonomi membutuhkan sarana komunikasi yang memadai dan canggih yang sesuai dengan kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi. Hal ini semakin membawa pengaruh terhadap perilaku mereka dalam memilih barang yang akan mereka beli, yang mereka anggap paling sesuai dan benar benar dapat memenuhi kebutuhan dan dapat memuaskan mereka. Produsen produk handphone Nokia melihat ini sebagai peluang bisnis yang menjanjikan, oleh sebab itu nokia segera meluncurkan handphone dengan banyak alternative kepada masyarakat untuk memilih handphone yang paling ideal. Di sisi lain menimbulkan persaingan yang semakin ketat.
Pengetahuan terhadap kualitas handphone seperti Nokia dalam best color screen, Siemens Xelibri dalam best design phone, Samsung dalam best mid low end phone. Sehingga dapat di simpulkan bahwa walaupun dalam penjualan Nokia menjadi market leader, namun dari segi kualitas produk Nokia bukan lah yang terbaik, sehingga bukan tidak mungkin konsumen akan
beralih pada merk – merk pesaing lain yang menawarkan kualitas yang lebih baik. Hal ini sangat mungkin menurunkan penjualan handphone Nokia, yang di prediksi menurut pandangan konsumen dengan harga yang lebih murah namun bila berkualitas yang di tawarkan sama konsumen jelas akan memilih produk yang lebih berkualitas karena mekanisme pasar yang akan menentukan penurunan maupun peningkatan kembali penjualan handphone tersebut.


BAB 3
PENUTUP

1.      Kesimpulan dan Saran
1.1      Studi Kasus Tentang Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian
Biaya kelebihan dengan teknologi baru yang timbul dari revolusi digital. Tidak perakitan hanya studio dengan semua peralatan yang diperlukan dan hardware yang lebih murah, tetapi duplikasi CD, penyimpanan dan pengiriman yang lebih murah juga. Rendah biaya produksi, duplikasi (duplikasi 500 CD berkisar dari $ 1,90 sampai $ 3,63, duplikasi 2000 biaya CD tentang satu dolar per CD), pengiriman dan penyimpanan membuat produk akhir lebih murah dan lebih terjangkau bagi pelanggan, sehingga memperluas jangkauan dan ruang lingkup target pasar

1.2      Studi Kasus Tentang Pembelian
Jadi, setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.

1.3      Studi Kasus Tentang Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan
Jadi, pengetahuan tentang fasilitas yang lengkap dengan teknologi yang mutakhir, perangkat yang mudah untuk di perbaiki dan di dapat, serta bergaransi dapat menjadikan Nokia sebagai pilihan yang terbaik. Namun, seperti hal nya produk atau jasa lainnya, ketika konsumen memilih produk, mereka juga dipengaruhi oleh banyak factor. Pandangan yang berbeda dari tiap konsumen yang berbeda atas kinerja yang di hasilkan menyebabkan ketidakmerataan jumlah peminat di antara handphone – handphone yang beredar.


Daftar Pustaka :