Selasa, 12 April 2011

ARTIKEL 1

 


PENGANGGURAN
Pengangguran terjadinya karena adanya kesenjangan antara penyediaan lapangan kerja dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Selain itu, pengengguran biasa juga terjadi meskipun jumlah kesempatan kerja tinggi akan tetapi terbatasnya informasi, perbedaaan dasar keahlian yang tersedia dari yang dibutuhkan atau bahkan dengan sengaja memilih untuk menganggur ( penggguran sukarela ). Oleh karena pengangguran selalu saja ada dalam suatu perekonomian, maka sebenarnya pengangguran itu bukanlah masalah yang berat dan membahayakan, karena sesuatu yang selalu ada dan bahkan harus selalu ada termasuk hal yang menguntungkan bila biasa di kelola dengan baik dalam kondisi juga baik
Hal lain yang perlu masalah struktural dan inefisiensi yang melekat dalam pasar tenaga kerja, pengangguran struktural melibatkan perbedaan antara permintaan dan penawaran pekerja dengan skillset diperlukan, kadang-kadang disebabkan oleh mengganggu teknologi atau globalisasi. Klasik atau ekonomi neoklasik cenderung untuk menolak penjelasan ini, dan lebih difokuskan pada kekakuan dikenakan pada pasar tenaga kerja dari, seperti serikat, di luar undang-undang upah minimum, pajak dan peraturan lainnya yang dapat mencegah pengangkatan pekerja (pengangguran klasik).
Dalam analisa ilmu ekonomi makro, kondisi yang diharapkan bukanlah bagaimana mempekerjakan semua tenaga kerja yang mencari pekerjaan dengan menyediakan lapangan kerja bagi mereka secara sporadic, karena akan membahayakan kondisi perekonomian bila ditunjang dari sisi lainnya, akan tetapi bagaimana caranya agar setiap lowongan kerja yang di sediakan pada suatu periode tertentu dapat terisi semuanya oleh para pencari kerja. Kondisi manakala semua lowongan pekerjaan terisi penuh oleh para pencari kerja inilah yang disebut dalam ilmu ekonomi sebagai “Full Employment”. Ingatlah bahwa kondisi full employment bukanlah kondisi yang sama sekali tidak ada pengangguran.

Penganggur berpotensi menimbulkan kerawanan berbagai kriminal dan gejolak sosial, politik dan kemiskinan. Selain itu, pengangguran juga merupakan pemborosan yang luar biasa. Setiap orang harus mengkonsumsi beras, gula, minyak, pakaian, energi listrik, sepatu, jasa dan sebagainya setiap hari, tapi mereka tidak mempunyai penghasilan. Bisa kita bayangkan berapa ton beras dan kebutuhan lainnya harus disubsidi setiap harinya.
Bekerja berarti memiliki produksi. Seberapa pun produksi yang dihasilkan tetap lebih baik dibandingkan jika tidak memiliki produksi sama sekali. Karena itu, apa pun alasan dan bagaimanapun kondisi Indonesia saat ini masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar