Ani Purwaningsih
4EA11
10209853
TUGAS SOFTSKILL I (a)
“ ETIKA BISNIS “
1.
PENGERTIAN ETIKA
Etika termasuk kelompok filsafat
praktis dan dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus.
Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam hubungannya
dengan pelbagai kehidupan manusia. Etika khusus dibagi menjadi etika individual
yang membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial
merupakan keawajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup bermasyarakat,
yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus.
Etika berasal dari kata Yunani ‘Ethos’
(jamak – ta etha), berarti adat istiadat. Etika berkaitan dengan
kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu
masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yg baik, aturan
hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang
ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.
Moralitas berasal dari kata Latin Mos (jamak
– Mores) berarti adat istiadat atau kebiasaan. Pengertian harfiah
dari etika dan moralitas, sama-sama berarti sistem nilai tentang bagaimana
manusia harus hidup baik sebagai manusia yang telah diinstitusionalisasikan
dalam sebuah adat kebiasaan yang kemudian terwujud dalam pola perilaku yang
ajek dan terulang dalam kurun waktu yang lama sebagaimana laiknya sebuah
kebiasaan. Etika sebagai filsafat moral tidak langsung memberi perintah konkret
sebagai pegangan siap pakai.
2.
NORMA
Norma memberi pedoman tentang
bagaimana kita harus hidup dan bertindak secara baik dan tepat, sekaligus
menjadi dasar bagi penilaian mengenai baik buruknya perilaku dan tindakan kita.
Macam
Norma :
a. Norma Khusus
adalah aturan yang berlaku dalam
bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya aturan olah raga, aturan
pendidikan dan lain-lain.
b. Norma Umum
Adalah sebaliknya lebih bersifat
umum dan sampai pada tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal.
§ Norma Sopan santun
Norma Sopan santun / Norma Etiket Etika tidak sama dengan Etiket. Etiket hanya menyangkut perilaku
lahiriah yang menyangkut sopan santun atau tata karma
Contoh :
ü tidak
memakai perhiasan dan pakaian yang mencolok ketika berkabung.
ü mengucapkan
terima kasih ketika mendapatkan pertolongan atau bantuan.
ü meminta
maaf ketika berbuat salah atau membuat kesal orang lain.
§ Norma Hukum
adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
Contoh :
ü Tidak
melakukan tindak kriminal, seperti mencuri, membunuh, menipu.
ü Wajib
membayar pajak.
ü Memberikan
kesaksian di muka siding pengadilan.
§ Norma Moral
yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai
manusia. Norma moral ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya
tindakan dan perilaku manusia sejauh ia dilihat sebagai manusia
Contoh :
ü Kebiasaan
melakukan “selametan” atau doa bagi anak yang baru dilahirkan.
ü Kegiatan
mudik menjelang hari raya.
ü Acara
memperingati arwah orang yang sudah meninggal pada masyarakat Manggarai,
Flores.
3.
MACAM– MACAM ETIKA
a. Etika teleologi
Etika teleologi yaitu
etika yang mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak
dicapai dengan tindakan itu, atau berdasarkan akibatnya yang ditimbulkan atas
tindakan yang dilakukan. Suatu tindakan dinilai baik, jika bertujuan mencapai
sesuatu yang baik,atau akibat yang ditimbulkannya baik dan bermanfaat. Misalnya
: mencuri sebagai etika teleology tidak dinilai baik atau buruk. berdasarkan
tindakan itu sendiri, melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu. Jika
tujuannya baik, maka tindakan itu dinilai baik.
Contoh : seorang anak mencuri untuk
membiayai berobat ibunya yang sedang sakit, tindakan ini baik untuk moral
kemanusian tetapi dari aspek hukum jelas tindakan ini melanggar hukum. Sehingga
etika teologi lebih bersifat situasional, karena tujuan dan akibatnya suatu
tindakan bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu. Karena itu setiap
norma dan kewajiban moral tidak bisa berlaku begitu saja dalam situasi
sebagaimana dimaksudkan.
Filosofinya:
·
Egoism
Perilaku yang dapat diterima
tergantung pada konsekuensinya. Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan
dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan
dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah
mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.Egoisme ini baru menjadi
persoalan serius ketika ia cenderung menjadihedonistis, yaitu
ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi diterjemahkan semata-mata sebagai
kenikmatan fisik yg bersifat vulgar. Memaksimalkan kepentingan kita terkait
erat dengan akibat yang kita terima.
·
Utilitarianism
Semakin tinggi kegunaannya maka
semakin tinggi nilainya. Berasal dari bahasa latin utilis yang
berarti “bermanfaat”. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika
membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang
melainkan masyarakat sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran
utilitarianisme, kriteria untuk menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah
“the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar dari
jumlah orang yang terbesar.
b.
Teori Deontologi
Teori Deontologi yaitu : berasal
dari bahasa Yunani , “Deon“ berarti tugas dan “logos”
berarti pengetahhuan. Sehingga Etika Deontologi menekankan
kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan
dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibatnya atau tujuan baik dari tindakanyang
dilakukan, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada diri
sendiri. Dengan kata lainnya, bahwa tindakan itu bernilai moral karena tindakan
itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindkan itu.
Contoh : jika seseorang diberi tugas
dan melaksanakanny sesuai dengan tugas maka itu dianggap benar, sedang
dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas
4.
TEORI ETIKA
a.
Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini
barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
b.
Teori Keutamaan (Virtue)
memandang sikap atau akhlak
seseorang. Tidak ditanyakan apakah suatu
perbuatan tertentu adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.
5. MITOS BISNIS AMORAL
Persaingan
dunia bisnis yang modern saat ini, perusahaan telekomunikasi dapat mengutamakan
etika bisnis, yaitu : pelaku bisnis di tuntut menjadi orang yang profesional di
bidang usahanya (dalam hal ini bidang yang profesional ialah bidang
telekomunikasi) yang meliputi kinerja dalam bisnis, manajemen, kondisi keuangan
perusahaan, kinerja etis dan etos bisnis yang baik. Perusahaan dapat mengetahui
bahwa konsumen adalah raja, dengan ini pihak perusahaan dapat menjaga
kepercayaan konsumen, meneliti lebih lanjut lagi terhadap selera dan kemauan
konsumen serta menunjukkan citra (image) bisnis yang etis dan baik. Peran
pemerintah yang menjamin kepentingan antara hak dan kewajiban bagi semua pihak
yang ada dalam pasar terbuka, dengan ini perusahaan harus menjalankan bisnisnya
dengan baik dan etis. Perusahaan modern menyadari bahwa karyawan bukanlah
tenaga yang harus di eksploitasi demi mencapai keuntungan perusahaan. Selain
menmperhatikan keutamaan etika bisnis, sasaran dan lingkup etika bisnis juga
harus diperhatikan, seperti : Tujuan perusahaan melakukan bisnis adalah untuk
mengajak pelaku bisnis agar dapat menjalankan bisnisnya sesuai dengan etika dan
bisnis yang baik. Menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, karyawan, dan
pelaku bisnis akan kepentingan dan hak mereka yang tidak boleh dilanggar oleh
praktek bisnis siapapun juga. Etika bisnis juga membicarakan sistem ekonomi
yang sangat menentukan etis tidaknya bisnis dijalankan.
6.
PRINSIP ETIKA BISNIS
·
Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan
manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
·
Prinsip Kejujuran
-
Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan
kontrak
-
Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan
harga sebanding
-
Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan
·
Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan
secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang
rasional objektif dan dapat dipertanggung jawabkan
·
Prinsip Saling Menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa
sehingga menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini
menuntut agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution
·
Prinsip Integritas Moral
Prinsip ini dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri
pelaku bisnis atau perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga
nama baiknya atau nama baik perusahaan
7.
KELOMPOK STAKEHOLDES
a.
Kelompok primer. Pemilik modal atau saham, kreditor,
karyawan, pemasok, konsumen, penyalur dan pesaing atau rekanan. Perusahaan
harus menjalin relasi bisnis yang baik dan etis dengan kelompok ini
b.
Kelompok sekunder. Pemerintah setempat, pemerintah asing,
kelompok sosial, media massa, kelompok pendukung, masyarakat
8.
KRITERIA DAN PRINSIP ETIKA
UTILITARIANISME
·
Pertama, manfaat
·
Kedua, manfaat terbesar
·
Ketiga, manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang. Bertindaklah
sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar mungkin
bagi sebanyak mungkin orang.
NILAI POSITIF DAN KELEMAHANNYA
·
Pertama, Rasionalitas.
·
Kedua, Utilitarianisme sangat menghargai kebebasan setiap
pelaku moral.
·
Ketiga, Universalitas.
9.
SYARAT
BAGI TANGGUNG JAWAB MORAL
-
Pertama, tanggung jawab mengandaikan bahwa suatu tindakan dilakukan dengan sadar
dan tahu. Tanggung jawab hanya bisa di tuntut
dari seseorang kalua ia bertindak dengan sadar dan tahu mengenai tindakannya itu serta
konsekuensi dari tindakannya. Kalau seseorang
tidak tahu mengenai baik dan buruknya secara moral, dia dengan
sendirinya tidak bisa punya tanggung
jawab moral atas tindakanya.
-
Kedua, tanggung jawab juga mengandaikan adanya kebebasan pad tempat
pertama.Artinya, tanggung jawab hanya mungkin relevan dan dituntut dari
seseorang atas tindakanya itu dilakukan secara bebas. Ini beratrti orang
tersebut melakukan tindakan itu bukan dalam keadaan dipaksan atau terpaksa. Ia
sendiri secara bebas dan suka rela melakukan tindakan itu. Jadi, kalua
seseorang terpaksa atau dipaksa melakukan suatu tindakan, secara moral ia tidak
bisa dituntut bertanggung jawab atas tindakanya itu.
-
Ketiga, tanggung jawab juga mensyaratkan bahwa
orang yang melakukan tindakan tertentu memang mau melakukan tindakan itu. Ia
sendiri mau dan bersedia melakukan tindakan itu.
Berdasarkan ketiga syarat
di atas, dapat disimpulkan bahwa hanya orang yang berakal budi dan punya
kemauan bebas yang bisa bertanggung jawab atas tindakannya, dan karena itu
relevan untuk menuntut pertanggung jawaban moral darinya. Bahkan secara lebih tepat lagi, hanya orang yang telah dapat menggunakan akal budinya secara normal dan punya kemauan bebas atas
tindakanya brada dalam kendalinya
dapat bertanggung jawab secara moral
atas tindakanya.
STATUS
PERUSAHAAN
Perusahaan
adalah sebuah badan hukum. Artinya, perusahaan dibentuk berdasarkan hukum
tertentu dan disahkan dengan hukum atau aturan legal tertentu. Itu berarti
perusahaan adalah bentukan manusia, yang eksistensinya diikat berdasarkan
aturan hukum yang sah. De George secara khusus
membedakan dua macam pandangan mengenai
stastus perusahaan . Pertama, melihat perusahaan sebagai sepenuhnya ciptaan
hukum, dan Karena itu ada hanya berdasrkan hukum. Menurut pandangan ini, perusahaan
diciptakan oleh Negara dan tidak mungkin
ada tanpa Negara., pandangan yang tidak memusatkan perhatian pada status legal perusahaan melainkan pada perusahaan
sebagai suatu usaha bebas Kedua dan produktif. Menurut
pandangan ini, perusahaan terbentuk oleh orang atau kelompok orang tertentu
untuk melakukan kegiatan tertentu dengan cara tertentu secara bebas
demi kepentingan orang atau orang-orang tadi. Karena
menurut pandangan kedua, perusahaan bukan bentuk negara atau masyarakat, maka
perusahaan menetapkan sendiri tujuannya dan beroperasi sedamikian rupa untuk mencapai
kepantingan para pendirinya.
ARGUMEN YANG MENENTANG PERLUNYA KETERLIBATAN SOSIAL
PERUSAHAAN
• Tujuan utama Bisnis
adalah Mengejar Keuntungan Sebesar-besarnya
Argumen paling keras yang menentang
keterlibatan perusahaan dalam berbagai kegiatan social sebagai wujud tanggung
jawab social perusahaan adalah paham dasar bahwa tujuan utama, bahkan
satu-satunya, dari kegiatan bisnis adalah mengejar keuntungan besar.
• Tujuan yang terbagi-bagi
dan Harapan yang membingungkan
Yang mau dikatakan di sini adalah bahwa
keterlibatan sosial sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan akan
menimbulkan minat dan perhatian yang bermacam ragam, yang pada akhirnya akan
mengalihkan, bahkan mengacaukan perhatian para pemimpin perusahaan. Asumsinya,
keberhasilan perushaan dalam bisnis modern penuh persaingan yang ketat sangat
ditentukan oleh konsentrasi seluruh perusahaan, yang ditentukan oleh pemimpin
perusahaan.
• Biaya Keterlibatan Sosial
Keterlibatan sosial sebagai wujud dari
tanggung jawab sosial perusahaan malah dianggap memberatkan
masyarakat,alasanya,biaya yang digunakan untuk keterlibatan sosial perusaan itu
bukan biaya yang disediakan oleh perusaahan itu,melainkan merupakan biaya yang
telah diperhitungkan sebagai salah satu komponen dalam harga barang dan jasa
yang ditawarkan dalam pasar.
• Kurangnya Tenaga Terampil di Bidang Kegiatan
Sosial
Argumen ini
menegaskan kembali mitos bisnis amoral yang telah kita lihat di depan.Dengan argument
ini mau dikatakan bahwa para pimpinan perusahaan tidak propesional dalam
membuat pilihan dan keputusan moral.mereka hanya professional
dalam bidang bisnis
dan ekonomi.karena itu,perusahaan tidak punya tenaga terampil yang siap untuk
melakukan kegiatan-kegiatan sosial tertentu.
ARGUMEN YANG MENDUKUNG PERLUNYA KETERLIBATAN SOSIAL PERUSAHAAN
•
Kebutuhan dan Harapan Masyarakat yang Semakin
Berubah
Setiap kegiatan bisnis dimaksudkan untuk
mendatangkan keuntungan.ini tidak bias disangkal.namun dalam masyarakat yang
semakin berubah,kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap bisnis pun ikut
berubah.karena itu,untuk bias bertahan dan berhasildalam persaingan bisnis
modern yang ketat ini,para pelaku bisnis semakin menyadari bahwa mereka tidak
bisa begitu saja hanya memusatkan perhatian pada upaya mendatangkan keuntungan
sebesar-besarnya.
•
Terbatasnya Sumber Daya Alam
Argumen ini didasarkan pada kenyataan bahwa
bumi kita ini mempunyai sumber daya alam yang terbats.bisnis justru berlangsung
dalam kenyataan ini,dengan berupaya memanfaatkan secara bertanggung jawab dan
bijaksana sumber daya alam yang terbatas itu demi memenuhikebutuhan manusia.
•
Lingkungan Sosial yang Lebih Baik
Bisnis berlangsung dalam suatu lingkungan
sosial yang mendukung kelangsungan dan keberhasilan bisnis itu untuk masa yang
panjang.ini punya implikasi etis bahwa bisnis mempunyai kewajiban dan
tanggungjawab moral dan sosial untuk memperbaiki lingkungan sosialnya kea rah
yang lebih baik.semakin baiknya lingkungan sosial dengan sendirinya akan ikut
memperbaiki iklim bisnis yang ada.Dengan semakin sebaiknya kondisi lapangan
kerja,kekerasan sosial akibat pengangguran bisa dikurangi atau diatasi.
•
Perimbangan Tanggung Jawab dan Kekuasaan
Keterlibatan
sosial khususnya, maupun tanggung jawab sosial perusahaan secara
keseluruhan, juga dilihat sebagai suatu pengimbangan kekuasaan bisnis modern
yang semakin raksasa dewasa ini. Alasanya, bisnis mempunyai kekuaswaan sosial
yang sangat besar. Bisnis mempengaruhi lingkungan, konsumen, kondisi masyarakat
bahkan kehidupan budaya dan moral masyarakat, serta banyak bidang kehidupan
lainnya.
•
Bisnis Mempunyai Sumber Daya yang Berguna
Argumen ini mau mengatakan bahwa bisnis atau
perusahaan sesungguhnya mempunyai sumber daya yang sangat potensial dan berguna
bagi masyarakat. Perusahaan tidak hanya punya dana, melainkan juga tenaga
professional dalam segala bidang yang dapat dimanfaatkan atau dapat
disumbangkan bagi kepentingan kemajuan masyarakat.
•
Keuntungan Jangka Panjang
Argumen ini mau menunjukan bahwa bagi perusahaan,
tanggung jawab sosial secara keseluruhan, termasuk keterlibatan perusahaan
dalam berbagai kegiatan sosial, merupakan suatu nilai yang sangat positif bagi
perkembangan dan kelangsungan perusahaan itu dalam jangka panjang. Dengan
tanggung jawab dan keterlibatan sosial tercipta suatu citra yang sangat positif
di mata masyarakat mengenai perusahaan itu.
v <ahref="http://chayoy.blogspot.com/2012/06/makalah-etika-politik.html"
target="_blank">Makalah Etika Politik</a>
v http://rosicute.wordpress.com/2010/11/24/prinsip-prinsip-etika-bisnis